Renungan Minggu Biasa XXX Semi Sinambung Tahun "C"

Bacaan Pertama     : Yoel              2:23-32

Mazmur Tanggapan : Mazmur      65

Bacaan Kedua       : 2 Timotius    4:   6-8,16-18

Bacaan Injil          : Lukas         18:   9-14


 

BILAKAH KITA SEJAHTERA?

 

Berbicara tentang “sejahtera”, kita bisa tak habis-habisnya berdiskusi: “Apa ukurannya sejahtera?” “Sudahkah kita sejahtera?” Bilakah kita bisa dikatakan sejahtera?”. Ada yang mengatakan bahwa asalkan sudah kerja keras, selesai kerja bisa kipas-kipas, lalu tidur pulas, itu sudah sejahtera. Ada pula yang mengatakan bahwa ketika sandang, pangan dan papan terpenuhi, itu sudah sejahtera tetapi masih perlu ditingkatkan, dsb.

 Dalam perspektif Alkitabiah, “sejahtera” tentu saja terkait dengan syalom (damai) yang sifatnya menyeluruh, lahir-batin, bahkan mencakup seluruh bidang kehidupan. Akan tetapi, intinya yang tidak boleh dilupakan adalah “hubungan yang benar” antara manusia dengan TUHAN; dan bagi orang berdosa, hal ini hanya bisa terjadi ketika di hadapan pengadilan Allah, dirinya sudah “dibenarkan” (Rm 5:1; bdk. Mzm 65:3b-4, Luk 18:14) sehingga statusnya bukan lagi “seteru” (lawan) melainkan “sekutu” (kawan) Allah. Selanjutnya, seiring dengan pertobatan yang senantiasa dilakukan oleh umat TUHAN, “suasana damai sejahtera” (dicukupkan kebutuhannya, dipulihkan martabatnya) akan semakin terwujud-nyata dalam kehidupan (lihat mis. Yoel 2:23-32). Kendati demikian, “sejahtera” yang lebih penuh baru akan dialami nanti di surga (2 Tim 4:18), setelah orang percaya meninggal dunia; dan sejahtera yang benar-benar penuh baru akan terwujud kelak di langit yang baru dan bumi yang baru  setelah Kristus datang kali kedua (bdk. 2 Tim 4:8).

Pertanyaannya sekarang adalah: Percayakah kita bahwa di dalam Kristus, Allah telah membenarkan kita dan memperdamaikan kita dengan diri-Nya? Adakah kita bertobat senantiasa sehingga dari hari ke hari semakin mengalami damai sejahtera-Nya? Masihkah “surga” dan “kedatangan Kristus kali kedua” menjadi pengharapan kita?

  

Mari mengalami damai sejahtera dari Tuhan

dengan meyakini pembenaran-Nya, bertobat senantiasa,

serta mengharapkan surga dan kedatangan Kristus kali kedua


Bacaan-bacaan Alkitab yang mendasari renungan ini mengacu pada Leksionari Umum Revisi/Revised Common Lectionary (RCL) yang diterbitkan oleh Konsultasi Teks-teks Umum/Consultation on Common Texts (CCT). Bisa diakses di www.commontexts.org/rcl

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renungan Minggu Prapaska I Tahun "A"